Namaku tak seindah karyaku
Aku bukanlah karyaku
Karyaku murni hasil kerja otakku
Namun aku hanya kumpulan perilaku - perilaku picik yang tertanam dalam diriku
Dan diriku hanyalah jiwa yang banyak menyerap barang haram
Karyaku...
Menarilah engkau..
Dikala aku hanya mampu mengantarkanmu sampai disini
Karyaku...
Berjayalah engkau
Walau diriku tak lagi menemani
Aku akan tetap tersenyum karena karyaku
Karena karyaku mampu berjaya
Ditengah jiwa yang tak berhati mulia..
Minggu, 14 Oktober 2012
Rindu Hadirmu
Semburat cahaya rindu seperti tak mau mengingkari
Tetes - tetes pedih semakin indah menjelma
Dikala hati menginginkan jumpa
Setitik asa berharap menjadi warna
Menjadi pengiring indah disetiap kesendirianku
Aku merindukanmu
Merindukan indahnya asmamu
Merindukan indahnya belaian lembut tanganmu
Aku merindukanmu
Merindukan hadirnya dirimu
Dalam kehampaan yang tak kunjung berakhir
Sembari meneteskan pedihnya kerinduan
Aku menyebut namamu
Dalam doaku
Agar kau baik disana...
Tetes - tetes pedih semakin indah menjelma
Dikala hati menginginkan jumpa
Setitik asa berharap menjadi warna
Menjadi pengiring indah disetiap kesendirianku
Aku merindukanmu
Merindukan indahnya asmamu
Merindukan indahnya belaian lembut tanganmu
Aku merindukanmu
Merindukan hadirnya dirimu
Dalam kehampaan yang tak kunjung berakhir
Sembari meneteskan pedihnya kerinduan
Aku menyebut namamu
Dalam doaku
Agar kau baik disana...
Senin, 24 September 2012
Hampa
Aku tak mampu lagi merasakan cinta yang pernah dibawa pergi
Hati ini seperti luluh lantak mendengarmu kembali
Mendengar janji cinta yang dulu pernah teringkari
Lidahmu telah menjadi parang yang melukai
Segenap asaku seperti runtuh, pecah dan berceceran
Dan aku sendiri tak mampu memungutinya sendiri
Kini kau kembali...
Cintaku terlanjur mati untukmu
Hatiku terlanjur kelu padamu
Mata sudah buta untukmu
dan telingaku tuli mendengar kata cintamu
Aku terlanjur pedih...
Cambuk - cambuk cintamu itu masih membekas di relung hati
Pergilah...
Jangan kembali berikan buaian sayang dan cintamu padaku
Aku tak akan pernah menginginkannya lagi...
Hati ini seperti luluh lantak mendengarmu kembali
Mendengar janji cinta yang dulu pernah teringkari
Lidahmu telah menjadi parang yang melukai
Segenap asaku seperti runtuh, pecah dan berceceran
Dan aku sendiri tak mampu memungutinya sendiri
Kini kau kembali...
Cintaku terlanjur mati untukmu
Hatiku terlanjur kelu padamu
Mata sudah buta untukmu
dan telingaku tuli mendengar kata cintamu
Aku terlanjur pedih...
Cambuk - cambuk cintamu itu masih membekas di relung hati
Pergilah...
Jangan kembali berikan buaian sayang dan cintamu padaku
Aku tak akan pernah menginginkannya lagi...
Jumat, 21 September 2012
Rinduku
Merasakan dinginnya sayup - sayup angin yang menampar keras sekujur tubuh
Sembari memendam rindu yang menyelimuti dalam kalbu
Semilir angin seperti sedang meronta - ronta menginginkan raga ini untuk bertemu
Menginginkan mata ini untuk menatap
Menginginkan tubuh ini untuk memeluk
Tapi apa daya aliran rindu tak bisa menjadi temu
Aliran rindu ini hanya bisa menggema dari dalam palung nurani
Sembari memendam rindu yang menyelimuti dalam kalbu
Semilir angin seperti sedang meronta - ronta menginginkan raga ini untuk bertemu
Menginginkan mata ini untuk menatap
Menginginkan tubuh ini untuk memeluk
Tapi apa daya aliran rindu tak bisa menjadi temu
Aliran rindu ini hanya bisa menggema dari dalam palung nurani
Kamis, 12 Juli 2012
Putih
Biarkanlah
mengalir bersama busur waktu
Biarkan ia
menapak senja belanjut senja
Biarkanlah ia
bertapak dari fajar sampai menyingsingnya
Biarkanlah
menjadi lembar – lembar kisah yang bermakna
Jangan biarkan
ia tercemar oleh cacatnya kelaliman
Biarkan ia
tetap suci apa adanya
Jagalah
kemurniannya
Jangan biarkan
puing – puing itu meruntuhkannya
Rawatlah tiang
penyokongnya
Jangan biarkan
ia mendendam dusta
Selimutilah
dari keangkuhan dunia ini
Tutupilah ia
dari kemunafikan duniawi
Putih.....
Tetaplah
menjadi putih
Tetaplah
tertanam dalam sanubari
Merekahlah
kesucian itu
Dalam cinta
juga bahagia
Ragu
Sampai kapan hati ini kan terus meragu
Merenggangkan tali kasih yang pernah terikat
Memudarkan kasih sayang yang pernah terbina
Mungkinkah hati ini kan terus meragu?
Hingga dapat meruntuhkan ribuan asmara yang
pernah terbina
Entah apa yang selama ini terpendam
Entah terbesit benci atau atau murka yang
bergejolah dalam hati
Mungkin mentari tak mampu lagi memberi
Ribuan cinta yang terpancar suci
Ribuan kasih yang terpancar abadi
Mungkin sebentar lagi hanya tinggal sayatan
pedih
Yang akan memuji pahit di dalam hati
Ataukah cinta itu kan bersemi kembali
Membentang suci diantara dua hati
Mungkin ragu kan terus menggebu dalam cinta
juga sanubari
Diriku
Bukan mimpi yang membawaku duduk di sini, di
tempat ini
Tapi lebih pada ridha ilahi yang menuntunku
kemari
Lewat dua insan
yang meluruhkan nafas per iring namaku
Aku anggap ini
sebagai ridha-Nya
Diriku hanya gumpalan daging yang menyerap
barang haram
Hanya kumpulah perilaku – perilaku picik yang
terpendam dalam memori
Diriku bukan manusia abadi yang akan kekal
Diriku mampu terpejam saat sinarku padam,
meranggas bersama dengan nafasku
Mungkin dengan meluruhnya nafasku semua akan
terbina
Cinta yang hendak meranggas, rindu yang pernah
meradu
Semua karena piciknya batinku
Apakah dewi waktu tak mampu mengambil diriku
yang kelu
Kaku dalam linangan air mata mereka
Syahdu dalam senyuman hangatnya
Mungkin dalam
benakku telah terpendam rasa iri yang tak mampu lari
Iri yang tak mampu
pergi hingga aku bisa memurnikan nurani
Diriku adalah
seonggok periaku tercela yang mampu menghancurkan tiangnya
Rindu Semu
Tak akan ada lagi agrari yang
menyatukan
Tak dapat lagi bercecah dalam alunan
kita
Terbesit luka yang kan menyelinap
dalam dada
Tak mungkin kuungkap semua
Lewat hati yang mulai berderu
Pada cinta yang mulai tersiksa
Tak bisa sepenuhnya menyalahkan dewi
waktu
Saat semua mulai memudar pilu
Saat semua mulai berdecit kaku
Kidung waktu kan terus berdendang
Dalam bahagia yang kanterpisah
Dengan anugerah yang telah menanti
di depan sana
Syair – syair indah pujangga
kehidupan
Kan mengisi puisi – puisi indah
kehidupan
Biarlah mereka menari demi eloknya
masa depan
Tampak balur – balur rindu yang
akan menggebu
Semua cerita akan meradu
Meranggas bersama anggunnya kidung
waktu
Tak tahu kapan kan kembali
Aliran rindu yang akan menjadi temu
Hanya bisa menggema dari dalam
palung nurani
Hanya Khayalanmu
Aku telah berpacu dengan otakku
Mengalahkan keringat perjuanganku
Terpuruk dalam keluh kesahku
Meluruhkan setiap langkah
perjuanganku
Aku terpenjara dalam setiap detik
perjuanganku
Aku tak mampu merangkak naik dari
lubang penyesalan ini
Sanubariku telah terpatri janji
dalam nuranimu
Pengingkaran adalah salah satu jalan
melewatinya
Aku tak mampu berteman dengan
perjuanganku
Aku tak mampu merapikan serpihan –
serpihan lukaku
Sedikitpun hatiku tak bersahabat
denganku
Sesekali rasaku tak kuhiraukan
Langkah demi langkah semakin tak
berujung
Setiap perasaanku tak mengarah
padamu
Rasaku tak berpeluh keringatmu
Jantungku tak berdetakkan nadimu
Aku tak lagi merasakan jiwa belaian
kasih
Aku tak bisa lagi menjadi penjaga
ragamu
Anugerah cinta itu telah mati
Surga duniawi telah pergi
Rusukmu bukanlah diriku
Dalam mimpimu itulah aku
Hanya khayalanmu.....
Langganan:
Postingan (Atom)