Rabu, 12 Februari 2014

Penjahitan perineum

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Robekan perineum bisa terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan selanjutnya.Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum, vagina, dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, kemungkinan edema dan lecet. Introitus juga akan tampak terlukai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet. Untuk mengetahui adanya trauma atau hemoroid yang keluar maka periksa anus dengan rectal toucher.
Penjahitan laserasi atau episiotomy adalah jahitan yang bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke jaringa tubuh, jaringa akan luka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh karena itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomy gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi?
2.       Apa saja macam-macam jahitan perineum?
3.      Bagaimana perawatan luka untuk jahitan perineum?
4.      Apa saja informasi kesehatan yang bisa diberikan untuk ibu?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi
2.      Untuk mengetahui macam-macam jahitan perineum
3.      Untuk mengetahui perawatan luka untuk jahitan perineum
4.      Untuk mengetahui informasi kesehatan yang bisa diberikan untuk ibu

D.    Manfaat
1.      Dapat mengetahui pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi
2.      Dapat mengetahui macam-macam jahitan perineum
3.      Dapat mengetahui perawatan luka untuk jahitan perineum
4.      Dapat mengetahui informasi kesehatan yang bisa diberikan untuk ibu


















BAB II
ISI
A.    PENGERTIAN PENJAHITAN PERINEUM
Robekan perineum bisa terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan selanjutnya.Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum, vagina, dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, kemungkinan edema dan lecet. Introitus juga akan tampak terlukai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet. Untuk mengetahui adanya trauma atau hemoroid yang keluar maka periksa anus dengan rectal toucher.
Penjahitan laserasi atau episiotomi adalah jahitan yang bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke jaringa tubuh, jaringa akan luka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh karena itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomy gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.
Laserasi dapat dikategorikan dalam:
1.      Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2.      Derajat dua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, dan jaringan perineum (perlu dijahit).
3.      Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, dan spinkter ani.
4.      Derajat empat: : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, spinkter ani yang meluas hingga ke rectum.
Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: rujuk segera

Tujuan dari penjahitan perlukaan perineum atau akibat episotomi adalah:
1.      Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.
2.      Untuk menghentikan perdarhan yang terjadi akibat perlukaan yang menyebabkan pembuluh darah terbuka.

Langkah-langkah penjahitan robekan perineum:
1.      Persiapan alat
a.       Siapkan perlatan untuk melakukan penjahitan.
1)      Wadah berisi: sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa steril, pinset
2)      Kapas DTT
3)      Buka spuit sekali pakai 10ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT
4)      Patahkan ampul lidokain
b.      Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
c.       Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
d.      Atur lampu sorot atau senter kea rah vulva/perineum ibu
e.       Pastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
f.       Pakai sarung tangan DTT pada tangan kanan
g.      Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan letakan kembali ke dalam wadah DTT
h.      Lengkapi pemakain sarung tangan pada tangan sebelah kiri
i.        Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum
j.        Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua
2.      Anastesi local
a.       Keuntungan anetesi local:
1)      Ibu lebih merasa nyaman (asuhan saying ibu)
2)      Bidan lebih leluasa dalam penjahitan
3)      Lebih cepat menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah)
4)      Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi)
5)      Cairan yang digunakan: Lidokain 1%. Tidak dianjurkan penggunaan Lidocain 2% (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan  nekrosis jaringan). Lidocain dengan epinephire (memperlambat penyerapan lidocain dan memperpanjang kerja efek).
b.      Tindakan anestesi local
1)      Beritahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2)      Tusukan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bawah vulva
3)      Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
4)      Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
5)      Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa vagina
6)      Lakukan langkah 2-5 diatas pada tepi robekan
7)      Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
c.       Penjahitan laserasi pada perineum
1)      Buat jahitan kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
2)      Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin hymen.
3)      Tepat sebelum cicncin hymen, masukan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin hymen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian di tarik ke luar pada luka perineum.
4)      Gunakan tekhnik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat  kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
5)      Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kea rah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler.
6)      Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya.
7)      Massukan jari ke dalam rectum.
8)      Diperiksa kembali pasa luka.
9)      Cuci daerah genital dengan lembut kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang diingankan.
10)   Beriibu informasi kesehatan tentang:
a)      Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b)      Hidari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
c)      Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir3-4x/hari

B.  MACAM-MACAM JAHITAN PERINEUM
1.  Jahitan Kulit
a.   Jahitan Interrupted
1)  Jahitan Simple Interrupted (jahitan satu demi satu)
Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. semankit dekat antara tiap jahitan, semankin baik bekas luka setelah penyembuhan.
2)  Jahitan Matras
a)      Jahitan matras vertical
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yag tipis lunak sunkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
b)      Jahitan matras horizontal
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit di atasnya terlihat bergelombang.
3)      Jahitan Continous
a)      Jahitan jelujur
Mudah dipelajari, tidak nyeri, sedikit jahitan, lebih cepat dibuat, lebih kuat, dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus/simpul terurai, seluruh tepi luka akan terbuka.
b)      Jahitan interlocking, festoon.
c)      Jahitan kantung tembakau (tabl sac)
b.      Jahitan Subkutis
1)      Jahitan continus
Jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Digunakan jika ingin di hasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga untuk menurunkan tekanan pada luka yang lebar sebelum dilakukan penjahitan satu demi satu.
2)      Jahitan interrupted dermal stitch
c.       Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses dipasang dren. Dren dapat dibuat dari guntingan sarung tangan. Fungsi dren adalah mengalirkan cairan keluar berupa darah atau serum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.      Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
2.      Menggunakan sedikit jahitan.
3.      Selalu mengguakan tekhnik aseptik.
4.      Menggunakan anestesi local.
C. PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM
1.  Penanganan Komplikasi
a. jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.
b.  Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka.
1)  berikan terapi ampisilin 500 mg per oral 4x selama 5 hari.
2)  dan metronidasol 400 mg per oral 3x selama 5 hari.
2.  Perawatan Pasca Tindakan
a.  apabila terjadi robekan tingkat IV (robekan sampai mukosa rectum), berikan anti biotic profilaksis dosis tunggal Ampisilin 500 mg per oral dan metronidasol 500 mg per oral
b.   observasi tanda-tanda infeksi
c.   jangan lakukan pemeriksaan rectal selama 2 minggu
d.   berikan pelembut feses selama seminggu per oral

D.  INFORMASI KESEHATAN UNTUK IBU
Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan antaranya:
1.      Menjaga daerah vulva dan perineum ibu selalu dalam kering dan bersih.
2.      Menghindari penggunaan obat-obatan tradisional pada lukanya.
3.      Mencuci perineum dengan sabun dan air bersih sesering mungkin.
4.      Menyarankan ibu mengkonsumsi nutrisis dan makanan bernioai gizi tinggi.
5.      Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, atau sedikitnya minum 8 gelas sehari.
6.      Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang seminggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.








BAB III
PENUTUP

A.    KAESIMPULAN
Penjahitan laserasi atau episiotomi adalah jahitan yang bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke jaringa tubuh, jaringa akan luka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh karena itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomy gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.

B.     SARAN
Bidan harus memberikan informasi kesehatan pada ibu mengenai:
1.      Menjaga daerah vulva dan perineum ibu selalu dalam kering dan bersih.
2.      Menghindari penggunaan obat-obatan tradisional pada lukanya.
3.      Mencuci perineum dengan sabun dan air bersih sesering mungkin.
4.      Menyarankan ibu mengkonsumsi nutrisis dan makanan bernioai gizi tinggi.
5.      Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, atau sedikitnya minum 8 gelas sehari.
6.      Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang seminggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.






DAFTAR PUSTAKA

Dep.Kes RI. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: 2004
Mochtar, R. Sinopsis Obstetri Edisis 2 Jilid 1, EGC, Jakarta: 1998
Pusdinakes. Buku 3 Asuhan Inpartum, Jakarta: 2003
Sarwono P. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP SP, Jakarta: 2003









Tidak ada komentar:

Posting Komentar